Thursday, February 2, 2017

Kampung Inggris dengan Segala Ceritanya …



Assalamu’alaykum semua, udah lama banget gue gak nulis di blog lagi karena beberapa kesibukan yang ada di hidup gue *jadiorangsibukceritanya. Sebenernya banyak banget cerita yang mau gue tulis di blog, tapi apa daya semesta belum mendukung.

Well, kali ini gue mau cerita tentang pengalaman gue hidup di Kampung Inggris Kediri selama kurang lebih 4 bulan. Tentunya Kampung Inggris bukan tempat yang asing dong buat lo semua? Cuma gue perlu luruskan, banyak orang bilang kalau di Kampung Inggris itu semua penduduk sampai dengan pedagang makanan berbahasa inggris di kegiatan sehari-hari mereka. Itu SALAH BESAR. Jadi, dinamakan Kampung Inggris karena disana itu ada sekitar ratusan lembaga kursus bahasa inggris dengan reasonable price lah. Cocok banget buat kantong pelajar.

Setelah memutuskan untuk mengundurkan diri dari sekolah (cerita sebelumnya ada disini), tibalah saat nya gue untuk mempersiapkan belajar di Kampung Inggris. Berikut ini beberapa tips ala gue selama belajar dan hidup di Kampung Inggris.

Tetapkan niat dan tujuan. Ini penting banget buat kalian yang berencana memperdalam bahasa Inggris di Kampung Inggris Kediri karena disana banyak sekali lembaga kursus. Karena niat gue kesana mau belajar tentang IELTS, akhirnya gue tanya dan survey teman-teman gue yang sudah pernah belajar disana. Gue sengaja ambil IELTS karena sepengetahuan gue saat itu, belajar IELTS itu sangat komprehensif dimulai dari listening, reading, speaking dan writing, which is important in this globalized era. Ini sangat penting karena disana itu banyak banget travel yang bakal ngebawa lo buat liburan tiap weekend untuk menjelajahi Jawa Timur bahkan sampai dengan Bali. Makanya, gue berjanji selama belajar disana gue mau fokus dan gue akan liburan setelah belajar selesai atau at least masa belajar gue hampir habis.

Pilih tempat kursus yang sesuai. Ini juga penting apalagi buat yang mau ambil IELTS karena lembaga yang menyediakan lembaga IELTS disana tidak terlalu banyak. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya gue putuskan untuk ambil di English Studio dengan program Pre IELTS 1 – Band 6 yang memakan waktu 4 bulan. Setelah menganalsis beberapa teman disana, alangkah lebih baiknya jika kalian belum memiliki basic bahasa inggris yang bagus, sebelum ambil kelas IELTS mantapkan dulu basicnya karena ini akan menentukan hasil maksimal atau tidaknya nanti. Jangan ikuti ego sendiri, saya jadi teringat salah satu ucapan tutor tempat saya belajar “ In learning IELTS, there is no shortcut to get maximal score” jadi kalau bisa disimpulkan, IELTS itu erat kaitannya sama jam terbang kalian mendalami bahasa inggris itu sendiri. Makanya gak jarang, untuk mendapat score overall 6.5 banyak orang belajar mati-matian sampai belasan bulan. Ibaratnya dengan IELTS overall 6.5 dimana setiap komponennya at least 6 bakal membuka kesempatan yang luas untuk mengejar karir ataupun studi dengan beasiswa.

Bawa obat pribadi ya. Selama 4 bulan disana gue pernah sakit asam lambung yang membuat gue 2-3 hari gak masuk kelas sampai akhirnya dibawa ke rumah sakit HVA Tulungrejo sama temen kosan. Thanks banget lah buat Wanda. Yang harus diperhatikankan adalah pintar-pintar pilih makanan. Banyak banget makanan murah yang menggiurkan disana, jangan heran dengan uang 12000 kita udah bisa dapet segelas es teh manis, nasi + ayam bakar + lalapan, ditambah sama cah kangkung. Cuma harus hati-hati pilih yang menurut kalian sehat dan bersih sebagai saran usahakan tiap hari makan buah-buahan dan madu buat jaga stamina. Karena beberapa lembaga punya jam belajar 8 jam perhari. Contoh, gue belajar dari jam 06.00 – 10.00 lanjut lagi jam 13.00 – 17.00 dan malam bisa digunakan buat mengerjakan tugas atau mau review materi sebelumnya. Yang jelas ini bakal nguras banget pikiran karena tiada hari tanpa writing, belum lagi memorizing. Sangat padat! 24 jam di Pare sangat gak kerasa, gue saranin buat yang mau ambil IELTS banyakin puasa sunnah aja :p. Makanya gak jarang banyak yang kandas ditengah jalan bahkan baru 1-2 hari masuk kelas IELTS udah gak kuat.

Pilih tempat kos yang menunjang. Di Pare, banyak banget kosan dari yang murah sampai yang mahal. Yang perlu diperhatikan adalah cari lingkungan kosan yang kondusif buat belajar dan fasilitas yang cukup buat kegitan sehari-hari. Penting juga untuk mencari patner kosan yang bisa saling support. Alhamdulilah selama di Pare saya dipertemukan dengan orang-orang luar biasa, dari mahasiswa berprestasi, awardee LPDP, aktivis,  peneliti dari LIPI, dosen bahkan sampai orang Jepang asli pun pernah bersebelahan dengan kamar saya. Decak kagum saya pada mereka dimana beberapa mengorbankan keluarga dan anak untuk belajar bahasa inggris lebih dalam lagi. Gue belajar banyak dari orang-orang yang gue temui di Pare dengan semua pengorbanan dan semangat belajarnya yang sangat tinggi. Terima kasih buat anak-anak kosan Sakura 11B dan bapak/ibu kosan buat segala motivasi dan bantuannya, skoring bareng tiap weekend, sampai bersih-bersih kosan. Oh iya, beberapa lembaga juga menyediakan “CAMP” dimana disana akan ada program tambahan dan lo bisa dikontrol oleh pihak lembagaa kursus.

Akomodasi. Yang gue senang hidup di Pare gak ada macet brayyy. Beda banget sama kota-kota besar dimana sesak banget sama kendaraan pribadi kaya mobil dan motor. Tinggal di Pare juga bisa mengajari lo untuk hidup sehat. Biasanya para pelajar di Pare menggunakan sepeda sebagai alat transportasi utama karena gak ada angkot disana, yang ada hanya tempat penyewaan sepeda, motor, dan mobil. Buat sepeda, lo bisa sewa dengan harga 50000 – 200000 per bulan, saran gue kalau lo tinggal lama di Pare mending lo sekalian beli sepeda bekas aja, nanti setelah lo selesai belajar disana lo bisa jual lagi sepedanya, lumayan hemat. Another compelling reason why I love studying in Pare because orang local disana itu ramah-ramah dan baik banget. Dimana senyum manis dari mereka bakal lo lihat ketika berpapasan atau bertemu dengan mereka.

Provider dan Sarana Publik. Pengalaman gue pribadi, di sekitar kosan gue cuma indos*at yang punya sinyal kenceng buat sekedar browsing. Makanya saran gue sih mending beli/bawa wifi atau lo cari kosan yang punya wifi. Tapi jangan khawatir, beberapa tempat makan di Pare juga menyediakan wifi yang cukuplah buat ngerjain tugas atau download film. Buat yang punya hobi olahraga, di Pare itu ada stadion yang cukup luas (*kalau gak salah stadion Bhirawa namanya), ini bisa lo jadiin sebagai tempat favorit lo to calm your busy mind (*tapi biasanya anak-anak lebih pilih tidur wkwkwk). Beruntung banget gue punya tim hore yang bisa diajak buat sekedar lari dan car free day an terus hunting kuliner (soto, pentol, olahan bebek, singkong keju, sempol) to kill our free time at weekend. Buat yang suka berenang, jangan sedih disana juga ada beberapa kolam renang yang harganya reasonable lah.


Pergilah kau, kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang. Aku melihat air yang dia menjadi rusak karena diam tertahan. Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak akan keruh menggenang.(Imam Syafi'i)

Ketika Bom Waktu itu Meledak …



Mundur beberapa bulan sebelum gue ke Kampung Inggris, sebenernya belajar ke Kampung Inggris adalah salah satu target gue di tahun 2015. Tapi karena kesibukan mengajar untuk mengumpulkan pundi-pundi meni**h (emang calonnya udah ada? *plak), sepertinya sulit untuk direalisasikan. Pada awalnya gue sangat penasaran dengan kehidupan disana ditambah beberapa temen gue berhasil memperjuangkan impiannya untuk belajar bahasa inggris disana. Maklum gue bukanlah orang yang expert dalam berbahasa Inggris karena selama sekolah gue gak pernah ikut les bahasa inggris sekalipun. 

Berawal dari beberapa kegagalan-kegagalan yang datang silih berganti dalam hidup gue, terutama untuk mengikuti kegiatan international yang fully-funded karena tragisnya beberapa kegiatan tersebut sudah sampai pada tahap interview (tahap akhir). Tapi Allah masih belum mengijinkan gue sepertinya dan mengharuskan gue untuk terus belajar dan instropeksi diri lebih dalam. Personally, gue pengen banget melihat dunia luar, keluar dari zona nyaman gue sebagai seorang guru matematika, dan belajar melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda dimana itu bakal menambah pengetahuan gue secara lebih dalam dan luas. Gue khawatir gue belum bisa memaksimalkan semua potensi yang ada di diri gue. Nah, kegiatan-kegiatan inilah yang bisa gue jadikan sebagai strategi mencapai target itu.

Hingga pada akhirnya BOM waktu itu meledak. Gue merasa sangat down. Gue kecewa sama diri gue seakan perjuangan dan pengorbanan gue selama ini sia-sia. Bulan Juni 2016, Alhamdulillah gue lolos sampai ke tahap interview YSEALI Academic Fellowship ke Amerika Serikat untuk mendapat shortcourse selama 5 minggu belajar environmental issue. Semua usaha gue udah kerjakan ditengah kesibukan menjadi seorang guru yang mengajar semua jenjang kelas di SMA, gue mulai dari menulis draft pertanyaan dan jawaban interview sampai dengan latihan sama guru bahasa inggris di sekolah tempat gue mengajar. Tapi kegagalan itu datang lagi dihidup gue, langkah itu terhenti lagi ..  Gue kecewa sama diri gue karena gue belum bisa memberikan yang terbaik buat emak gue. Bagi gue emak itu merupakan wanita yang luar biasa yang dengan ketangguhannya dan pengorbanannya bisa sampai menyekolahkan gue sampai saat ini. Ibarat judul lagu, mungkin gue hanya butiran debu yang belum bisa berarti lebih buat emak. Karena ketika gue lihat wajah emak, selalu ada harapan lebih untuk anak-anak nya yang tercinta.

Klimaks kegagalan itu membawa gue untuk “resign dari sekolah”. Gue tau sebenernya emak mau gue kerja dulu. Tapi, setelah melalui instropeksi diri dengan teman-teman terdekat dan beberapa guru disekolah, mereka sangat mendukung gue buat meraih mimpi yang lebih besar lagi. Setelah meyakinkan emak, akhirnya gue jatuhkan hati buat pergi ke Kampung Inggris. 

Satu nasihat yang gue masih ingat dari seorang teman:

Rencana manusia itu ibarat proposal. Kita berikan proposal terbaik yang bisa kita rancang pada gusti Allah. allah lah yang akan meng-acc atau tidak. Atau jangan-jangan jika tidak di acc Allah telah punya grand design terbaikNya untuk kita :)

Pages

Blogger templates

My Tweets

Twitter icon

Loading..

My Shoutbox

. . .

<a href=http://zawa.blogsome.com>Zawa Clocks</a>

The Visitor Number

Free Counters

It's About Me

My photo
Jakarta, Indonesia
A learner who is highly passionate in mathematics education, community development and eco-volunteerism

Followers