Monday, September 8, 2014

Meningkatkan Kepedulian Masyarakat Terhadap Budaya Lokal Melalui Pemberdayaan Jaringan Pemuda di Nusantara

Budaya merupakan cerminan identitas bagi suatu bangsa. Begitupun dengan bangsa Indonesia. Indonesia merupakan negara yang majemuk dan heterogen yang didalamya memiliki segudang kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang terdahulu. Jenis budaya di Indonesia memang sangat beragam mulai dari bentuk, ciri khas, dan karakter yang menarik. Sebagai negara yang memiliki jumlah etnis terbanyak, Indonesia memiliki berbagai macam budaya yang dihasilkan oleh etnis-etnis tersebut. Sebagai contoh tari Pendet berasal dari Bali, Lenong dan Ondel-Ondel dari Betawi dan lain-lainnya. Keragaman budaya atau “cultural diversity” di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Pesona Indonesia dari Sabang sampai Merauke menjadikan negeri ini kaya akan kebudayaan dari masing-masing daerah. Kebudayaan tersebut menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya.
Pada era globalisasi sekarang ini, tak dapat dipungkiri banyak sekali budaya asing yang masuk ke Indonesia. Dari waktu ke waktu budaya asing banyak sekali diterima dan diserap secara langsung oleh masyarakat kita. Tanpa memperdulikan budaya tersebut merusak atau tidak, tampaknya masyarakat Indonesia lebih senang menghadapi budaya asing tersebut dibandingkan dengan menjaga keutuhan budaya sendiri. Hal ini harus disikapi secara seksama karena jika tidak maka kebudayaan Indonesia akan hilang. Secara tidak langsung nilai budaya lokal sedikit demi sedikit akan tergerus dengan masuknya budaya asing tersebut. Permasalahan ini muncul bukan karena faktor luar akan tetapi disebabkan faktor dari diri masing-masing pribadi masyarakat Indonesia yang seakan malu dan menganggap kuno warisan budayanya sendiri. Beberapa budaya asing yang sangat negatif dan telah masuk ke Indonesia adalah free sex dan penggunaan narkoba. Kasus free sex dan penggunaan narkoba kini tak hanya dilakukan oleh orang dewasa akan tetapi juga dekat dengan remaja dan anak-anak. Di lain sisi, budaya asing juga memiliki dampak positif terhadap budaya di Indonesia, misalnya IPTEK dan pembangunan. Fenomena tersebut menjadi sebuah tantangan bagi bangsa ini khususnya generasi muda untuk melakukan filtrasi dari dampak globalisasi.
Namun hingga saat ini Indonesia belum memiliki identitas kebudayaan yang jelas. Selama ini Indonesia hanya memiliki kebudayaan-kebudayaan daerah yang sudah mantap akan tetapi kebudayaan yang mewakili seluruh bangsa ini masih belum kuat. Saat ini kebudayaan nasional yang sudah dikatakan mantap terdiri atas dua pilar yaitu bahasa Indonesia dan Pancasila. Bahasa Indonesia menjadi salah satu budaya bangsa sebagai bahasa kesatuan sedangkan pancasila merupakan filosofi atau pandangan hidup bangsa.
Saat ini masyarakat tak lagi menyaring budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia akan tetapi kebudayaan tersebut langsung diterima begitu saja. Dengan demikian,  yang menjadi permasalahan saat ini adalah unsur-unsur kebudayaan daerah yang ada di Indonesia sedikit demi sedikit mulai luntur bahkan menghilang. Hal ini dikarenakan budaya asing yang telah masuk ke dalam budaya Indonesia dan secara langsung menggerogoti harga diri bangsa ini.
Mungkin kita tak menyadari bahwa negeri ini sedang dijajah kembali. Bukan penjajahan secara fisik melainkan penjajahan terhadap budaya bangsa yang menjadi indentitas bangsa. Meskipun tak terlihat, hal itu telah cukup untuk membuat bangsa ini kehilangan akan identitasnya, sehingga terjadi perpecahan antar suku dan budaya. Penjajahan itu berupa budaya asing yang telah tercampur dengan budaya Indonesia. Padahal budaya Indoesia merupakan salah satu bentuk kepribadian bangsa.
Saat ini budaya Indonesia tak hanya sudah luntur akan tetapi juga menghilang. Menjadi sebuah ironi ketika kita mengetahui masih banyaknya masyarakat Indonesia terutama generasi muda yang tak tahu akan budayanya sendiri. Budaya yang digembor-gemborkan agar dikenal dunia internasional tetapi tak dikenal di negerinya sendiri. Sudah banyak budaya Indonesia yang diklaim oleh negara lain seperti Tari Pendet, Tari Piring, Tari Reog Ponorogo, dan Tari Kuda Lumping. Tak hanya tarian, alat musik khas Indonesia pun tak luput diklaim seperti Angklung dan Gamelan. Tak sampai disitu, bahkan makanan dan minuman yang menjadi ciri khas daerah di Indonesia pun diklaim juga seperti rendang, tempe, kopi Toraja, sambal nanas dan lain sebagainya.
Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah untuk mempertahankan dan menyebarluaskan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Salah satunya adalah program “Visit Indonesia 2010” yang dicanangkan oleh dinas pariwisata dan kebudayaan RI. Selain itu berbagai pameran kebudayaan pun telah pemerintah lakukan baik di dalam dan di luar negeri agar kebudayaan Indonesia semakin dikenal. Namun program ini lebih mempromosikan kebudayaan Indonesia ke kancah internasional dibandingkan ke dalam negeri.
Oleh karena itu, butuh adanya sinergi yang kuat antara seluruh elemen-elemen masyarakat yang terkait untuk dapat menjaga dan mempertahankan budaya lokal. Salah satu elemen masyarakat tersebut adalah pemuda. Pemuda merupakan garda terdepan dan cerminan suatu bangsa. Pemuda memegang peranan penting dalam mempertahankan identitas bangsa, tak terkecuali buday lokal.
Kepedualian masyarakat terhadap budaya lokal masih sangat kurang. Hal ini berbanding lurus dengan anggapan sebagian masyarakat terhadap budaya lokal sebagai budaya yang kuno atau ketinggalan zaman. Dari permasalahan tersebut, pemuda menjadi subjek dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Mengapa? Lihat saja berapa banyak pemuda yang ada di nusantara. Berapa banyak pemuda-pemuda yang memiliki potensi-potensi besar yang terpendam. Dari sinilah kita dapat memberdayakan pemuda-pemuda tersebut untuk dapat berkembang. Melalui jaringan yang dibangun oleh pemuda di seluruh nusantara, kita dapat membentuk komunitas-komunitas yang cinta terhadap budaya lokal di Indonesia. Dimulai dari seorang pemuda, lalu bergabung dengan pemuda lainnya hingga membentuk komunitas-komunitas yang siap untuk mempertahankan budaya lokal dan mengajak masyarakat untuk peduli terhadap budaya lokal. Sudah saatnya masyarakat Indonesia melek budaya lokal.

Abdul Hasan Al Asyari

Universitas Negeri Jakarta

Pages

Blogger templates

My Tweets

Twitter icon

Loading..

My Shoutbox

. . .

<a href=http://zawa.blogsome.com>Zawa Clocks</a>

The Visitor Number

Free Counters

It's About Me

My photo
Jakarta, Indonesia
A learner who is highly passionate in mathematics education, community development and eco-volunteerism

Followers