Thursday, April 24, 2014

Murtado Macan Kemayoran

Gambar: www.behance.net

Pada zaman penjajahan Belanda, tinggalah seorang pemuda bernama Murtado di daerah Kemayoran. Ayahnya adalah mantan lurah di daerah tersebut. Murtado adalah anak yang baik dan suka menolong bagi siap saja yang membutuhkannya. Oleh karena itu, ia sangat disenangi oleh penduduk kampung. Selain itu, ia juga tekun menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan. Tak ketinggalan, ia juga mempelajari ilmu bela diri hingga ia menjadi jagoan yang rendah hati.
Pada saat itu, keadaan di Kemayoran tidak aman dan tentram. Seluruh penduduk dihantui dengan rasa ketakutan karena adanya gangguan-gangguan dari para jagoan yang berwatak jahat. Diperparah lagi adanya pungutan pajak yang ditarik oleh Belanda dan Cina yang sangat memberatkan. Padahal sebagian besar penduduk pada saat itu adalah petani miskin dan pedagang kecil-kecilan.
Sebenarnya daerah tersebut dipimpin oleh  orang pribumi yang bernama Bek Lihun dan mandor Bacan. Akan tetapi keduanya sudah menjadi kaki tangan Belanda yang kejam dan hanya mementingkan keuntungan pribadi saja.
Singkat cerita, pada saat itu di kampung Kemayoran diadakan derapan padi. Acara ini dapat terlaksana dengan syarat untuk setiap lima ikat padi yang dipotong empat ikat diantaranya harus diserahkan kepada kompeni yang diawasi langsung oleh Mandor Bacan.
Dalam upacara itu, munculah seorang gadis cantik yang ikut memotong padi. Murtado pun ikut disamping gadis tersebut. Ternyata mereka berdua sudah lama menjalin kasih. Tiba-tiba Mandor Bacan pun melihat gadis tersebut dan memperlakukannya kurang ajar. Niat Mandor Bacan pun digagalkan oleh Murtado sehingga terjadilah perkelahian antara Murtado dan Mandor Bacan. Dan akhirnya Mandor Bacan pun kalah dengan ilmu bela diri yang dimiliki Murtado.
Kekalahan Mandor Bacan tersebut rupanya menjadikan Bek Lihun marah besar. Berbagai upaya pun dilakukan Bek Lihun untuk membunuh Murtado. Namun semua upaya yang dilakukan oleh Bek Lihun ternyata sia-sia. Sampai akhirnya pada suatu hari Bek Lihun ingin mencelakai kekasih Murtado dan akhirnya Bek Lihun pun kalah hingga babak belur. Akhirnya Bek Lihun pun meminta ampun dan berjanji tidak akan melakukannya lagi. Setelah kejadian itu, Bek Lihun pun insyaf dan mulai menghargai Murtado.
Ketika itu beberapa gerombolan perampok dibawah pimpinan warsa mulai memberontak di kawasan Kemayoran. Setiap malam mereka merampas harta benda penduduk sekitar dan tak menutup kemungkinan untuk membunuh. Hal ini menjadikan Bek Lihun kewalahan. Akibatnya ia berkali-kali mendapat teguran dari kompeni karena tidak dapat menjaga keamanan di kampungnya sehingga pajak-pajak untuk kompeni tidak berjalan lancer.
Sampai akhirnya Bek Lihun meminta bantuan Murtado untuk membantunya menjaga keamanan penduduk sekitar saat itu. Murtado pun menyadari bahwa ia juga ikut bertanggungjawab atas keamanan kampung tersebut dan menyetujui permohonan Bek Lihun. Bersama dengan kedua orang temannya yang bernama Saomin dan Sarpin mereka dapat mengalahkan gerombolan pemberontak Warsa dan mengembalikan harta benada hasil rampok gerombolan tersebut kepada penduduk Kemayoran. Semua penduduk di daerah Kemayoran pun berterima kasih dan berhutang budi kepada Murtado.
Penguasa Belanda pun snagat menghargai jasa-jasa Murtado dalam melawan pemberontak tersebut. Mereka ingin Murtado diangkat sebagai bek di daerah Kemayoran. Akan tetapi dengan tegasnya Murtado menolak tawaran tersebut karena ia tidak ingin menjadi alat pemerintahan Belanda. Menurutnya, “lebih baik hidup sebagai rakyat biasa tetapi ikut menjaga keamanan rakyat”. Murtado pun aktif berjuang untuk membebaskan rakyat dari cengkraman penjajahan, penindasan, dan pemerasan. Karena keberanian yang dimilikinya, Murtado pun diberi julukan oleh warga sebagai “Macan Kemayoran”.

Referensi:

ceritarakyatnusantara.com 

0 comments:

Pages

Blogger templates

My Tweets

Twitter icon

Loading..

My Shoutbox

. . .

<a href=http://zawa.blogsome.com>Zawa Clocks</a>

The Visitor Number

Free Counters

It's About Me

My photo
Jakarta, Indonesia
A learner who is highly passionate in mathematics education, community development and eco-volunteerism

Followers